Social Icons

Cerita Seks terbaru : Menikmati Perawan di Malam Dingin'


Menikmati Perawan di Malam Yang Dingin Aku seorang mahasiswa berumur 21 tahun. Pada saat liburan semester aku pulang ke kampungku di Garut. Untuk mengatasi kejenuhan, aku jalan-jalan di kota tersebut.



Dan masuk ke sebuah pusat belanja di kota kecil itu. Secara tak sengaja aku memandangi seorang gadis yang bisa dikatakan cantik. Wajahnya memancarkan kecantikan

alami yang jarang ditemui pada seorang gadis kota.



Singkat cerita kami berkenalan. Namanya Ani, berumur 16 tahun. Duh, senang sekali aku bisa kenalan dengan gadis seperti dia. Bulan demi bulan telah berlalu, kamipun semakin akrab dan sering berhubungan lewat telepon. Singkat kata, kamipun sepakat untuk menjadi sepasang kekasih.



Pada liburan semester selanjutnya, kami berjanji bertemu di rumahnya. Rumahnya sih sederhana, maklum bapaknya hanya pedagang kecil, tapi bukan itu yang aku lihat.



Malam itu kami berdua menonton layar tancap, hal yang sebenarnya cukup simple tapi yah namanya juga lagi kasmaran. Kami pulang jam sembilan malam atas keinginan Ani. Ternyata sampai di rumah pacarku, kami hanya menerima titipan kunci rumah. Keluarganya sedang pergi menegok teman ayah pacarku yang sedang sakit keras.



Cerita Seks Remaja | Malam itu dingin sekali, Ani permisi untuk ganti pakaian. Saat kulihat Ani dengan pakaiannya yang sederhana itu aku terpaku, betapa cantik dan anggunnya dia walaupun hanya memakai pakaian biasa. Aneh, ada seuatu yang aneh yang menjalar ke perasaanku.



"Lho, ada apa Kang?", tanya Ani.


"Ah, nggak ada apa-apa!", jawabku.



"Kok melihat Ani terus?", tanyanya lagi.


"Ngak kok!", jawabku.


"Kamu cantik, An".


"Ah Akang!", katanya lagi dengan tersipu.



Lama kami berpandangan, dan aku mulai mendekati dirinya. Aku pegang tangannya, lalu kuraba, betapa lembut tangannya. Kami saling berpegangan, meraba dan membelai.



Perlahan kubuka pakaiannya satu persatu, kulihat ia dalam keadaan setengah telanjang. Kupandangi dadanya di balik BH putihnya, kupandangi seluruh tubuhnya, kulitnya yang sawo matang.



"Kang, bener Akang cinta ama saya?", tanyanya lagi.


"Bener, Akang cinta ama kamu!", jawabku sambil membuka BH dan Celana dalam warna putihnya.



Kini ia polos tanpa satu benangpun menutupi tubuhnya. Kubaringkan ia di tempat tidur, lalu kuciumi seluruh tubuhnya. Tubuh Ani bergetar hebat, menandakan bahwa dia baru pertama kali ini melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.



Lalu kubuka selangkangannya dan kumasukkan penisku dengan extra hati-hati. Ani mengerang dengan pasrah, lalu kusuruh ia untuk menggigit bantal agar suaranya tidak kedengaran oleh tetangga. Kugerakkan penisku, maju mundur.



Mata Ani merem melek keenakan. Nafasku mulai memburu, dan Ani mulai tidak bisa mengontrol dirinya, dia memegang bantal dengan eratnya, gerakanku semakin cepat, aku ingin sekali menembus pertahanannya yang rapat itu.



Kupegangi payudaranya, kujilat, kukulum, dan kurasakan penisku mulai menegang dan, "Cret…, cret…, cret". Spermaku keluar dengan deras, Ani memelukku dengan

erat dan kamipun terbaring kelelahan. Dalam hati aku bertekad untuk menikahi gadis itu, karena aku sangat mencintainya.

Cerita seks terbaru : nikmatnya tubuh adik ipar

Perkenalkan sebelumnya aku adalah seorang pengusaha muda yang bergelut dibidang perkebunan, perikanan dan kontraktor. Sebut saja aku W, umur saya 32 tahun. Saya sudah memiliki seorang istri dan anak yg saat ini sudah berumur 6 tahun. Istri saya sebut saja nama nya K, wajahnya lumayan cantik, meski body nya imut namun menurut ku tergolong sexy dan sintal. Kehidupan seks kami cukup berwarna. Hampir tiap hari kami melakukan hubungan seks dan kehidupan berumah tangga kami cukup romantis. Pada intinya tidak pernah ada masalah dan kendala dalam rumah tangga kami.

 
Istri ku mempunyai seorang adik perempuan, sebut saja nama M. dia berumur 3 tahun lebih muda dari istri ku. Dia pun sudah bersuami dan mempunyai anak. Sebut saja suami nya dengan I. M bekerja pada sebuah perusahaan swasta. Aku sudah mengenal M sejak pertama kali berpacaran dengan K istri ku. Jarak perkawinan antara aku dan adik ipar ku hanya 1 tahunan. Rumah kami letaknya berdekatan, sehingga kami sering sekali bertemu.

Kalau dari segi fisik, istri ku jauh lebih cantik dan sexy sedangkan M menurut ku biasa-biasa saja. Badannya imut dan tergolong kurus. Ukuran Bra nya pun hanya 32 A (ukurannya ku tahu ketika melihat BH nya saat aku ML dengan nya). Pantatnya pun biasa saja. Pokoknya masih jauh kalah dari K istri ku yang memiliki body yg sexy dan sintal.

Namun entah kenapa, setiap bertemu M, darah ku selalu berdesir dan bergejolak. Aku sering bertandang ke rumah M, begitupun M sering bertandang ke rumah ku. Kalau aku bertandang ke rumah untuk sekedar ngobrol dengan I suaminya, aku sering melirik-lirik ke arah M. saat dirumah M sering hanya menggunakan tank top longgar dan celana ketat. Tak jarang M tidak menggunakan Bra, sehingga dibalik tank top nya itu aku bisa melihat bayangan putingnya atau pun payudaranya disela-sela ketiaknya.

Ketertarikan ku berawal ketika aku masih pacaran dengan istri ku. Saat itu kami jalan bertiga dan entah dimana persisnya saat itu, kami duduk bertiga di anak tangga rumah. Aku duduk di anak tangga yg lebih tinggi dibelakang K istri (saat itu masih pacar) dan M. ketika sedang asyik ngobrol, aku melihat belahan pantatnya yg membelakangi ku. Belahannya cukup terpampang didepan ku. Tak lama kemudian saat aku bicara dengan mereka, aku pun ditakjubkan oleh belahan kedua payudara M yg terlihat dr selipan baju kaos nya saat itu. Sejak itu, aku begitu terobsesi dan sering melirik-lirik ke arahnya.

Beberapa saat lalu aku datang kerumah M untuk membantu suaminya I merenovasi rumah. Saat itu sudah larut malam. Pada sat itu aku dibuat kaget karena M mengenakan tank top longgar dan tanpa menggunakan bra, sehingga aku beberapa kali melihat bayangan putting bahkan payudaranya. Sungguh aku salah tingkah sekaligus horney dan makin terobsesi.

Sejak saat itu aku semakin terobsesi dengan M adik ipar ku itu. Tak jarang aku sering main kerumah M disaat dia dan suami nya tidak ada dirumah (karena memang aku dan istriku punya kunci cadangan rumah M). kalau sudah seperti itu, aku paling sering masuk kamar M untuk sekedar mencari daleman (CD & Bra) nya dan tak jarang aku mendapatkan daleman yg belum dicuci, sehingga masih meninggalkan bau khas darivagina nya. Begitulah terobsesinya diriku dengan M adik ipar ku sendiri.

Namun begitu, aku tidak pernah berani menggoda atau mengajaknya lebih jauh, mengingat hubungan kami yang memang sangat dekat, hingga saat itu terjadi dan menjadi awal kisah perselingkuhan dan cinta kami. Begini ceritanya ……

Saat itu, hari selasa namun tanggal nya aku tidak ingat jelas, namun yg jelas di bulan oktober 2011. Hari itu aku ada janji dengan seorang kolega ku yang datang dari luar provinsi. Rencanany hari itu aku dan kolega akan pergi keluar kota untuk melihat proyek kami. Sekita jam 9 pagi aku berangkat dari rumah menuju hotel tempat kolega ku menginap. Sesampainya di parkiran aku melihat sebuah motor matic yg parker disana. Setelah-telah mengingat ingat aku baru sadar kalau ternyata itu adalah motor nya M, adik ipar ku. Tapi hati ku bertanya, ada apa dia ke hotel ini sepagi ini, karena jarak hotel ini dan kantornya bisa dikatakan jauh sekali. Namun kemudian aku acuh saja dan berlalu menuju restoran tempat aku janji bertemu dengan kolega ku.

Setelah sampai di restoran, aku duduk mengambil tempat sambil menunggu kolega turun dari kamarnya. Tak lama hp ku bordering dan ternyata itu dari kolega ku. Dia mengabarkan bahwa dia sedang keluar dari hotel dengan saudaranya dan minta aku menunggu saja direstoran untuk beberapa saat. Akhirnya aku menunggu. Untuk menghilangkan bosan aku bergerak ke lobi hotel untuk mencari Koran dan bacaan lain sekedar penghilang suntuk.

Dalam perjalanan ke lobi, aku terkejut melihat adik ipar ku M tengah bergadengan tangan dengan seorang pria yang tidak ku kenal bergerak dari lobi menuju lift. Setelah ku perhatikan mereka masuk menuju lift. Lalu aku terdiam dan coba mendekati lift dan dipintu lift angka pengitung berhenti di angka 8, menandakan dia menuju ke lantai 8. Aku pun mengambil inisiatif mengikutinya ke lantai 8, namun saat aku sampai disana, aku hanya melihat lorong dengan kamar disisi kanan dan kiri ku. Aku semakin bertanya Tanya, ada apa adik ipar ku M masuk kamar dengan pria yg bukan suaminya.

Akhirnya aku kembali menuju ke restoran lagi. Otak k uterus berpikir ada apa dengan M, apa dia selingkuh. Tak lama kemudian ada sms masuk dari kolega ku mengatakan bahwa dia baru bias kembali ke hotel sekitar 3 jam lagi. Namun bukan itu yang jadi pikiran ku, melainkan M, apa dia selingkuh ?

Akhirnya untuk menjawab pertanyaan hati ku, aku ber inisiatif untuk meng sms dia, aku tulis di HP ku “M, lagi dimana sekarang. Tadi abang liat kamu ada di hotel F dengan seorang Pria yang tidak abang kenal, kamu masuk ke lift menuju lantai 8 dengannya. Ngapain kamu ?”. kemudian sms itu aku kirim ke dia. Tidak lama ada balasan dari M “bang W ada dimana ? M bisa jelaskan ke bang W, tapi jangan bilang sama I, bangW ada dimana biar M kesana sekarang ?. kemudian akau balas sms nya “ abang di Restoran di lantai 1 sedang menunggu kolega”.

Tak lama, M dating sendiri dan tak terlihat pria tadi yang bersama nya. M terlihat malu, mukanya merah, mungkin dia malu. Lalu aku bertanya kepada nya “kamu ngapain M ?. lalu di terlihat menangis dan memegang tanganku sebelah kanan. “maafkan M bang, tolong jangan bilang sama I dan Kak K.”. dia menangis terisak. Kemudia aku menenangkan nya dengan mengusap rambutnya. Kemudian aku Tanya “kamu ngapain sama orang tadi, ngapain kamu cek in sama dia, kamu selingkuh ya ?”. dia mengangguk lalu berkata “maaf bang, tapi ini salah nya bang I (suaminya), selama ini dia tidak pernah bisa jadi suami yang memuaskan ku”. Aku cukup kaget dengan kata-katanya. Tanpa aku sadari, ternyata aku berada diruangan umum, yaitu restoran dan ternyata ada orang yang melihat ku denga M yang sedang menangis. Malu juga rasanya, takut dikira orang ada apa-apa, sementara itu M masih menangis.

Kemudian aku berkata pada M “ya udah, kita nga usah ngobrol disini, banyak orang, abang ingin tau kenapa kamu sebenarnya ?. dimana kita bagusnya ngobrol yg nga ada orang.” Lalu dia berkata “terserah bang W saja”. Karena bingung, kemudian sejenak aku meninggalkannya dan aku berinisiatif menuju receptionist untuk booking satu kamar biar aku bisa ngobrol dengan M. sampai sejauh ini tidak ada sedikitpun pikiran macam-macam di benakku. Setelah menyelesaikan administrasi, kemudian aku bergerak menuju restoran dan mengajak M menuju kamar yang sudah ku baooking tadi.

Sesampainya dikamar, M langsung duduk di sofa kamar, akau berinisiatif mengambil beberapa minum soft drink dank aku berikan kepada nya. Kemudian aku duduk disampingnya dan kemudian bertanya “kenapa kamu begini ?”. sambil terisak menangis dia minta maaf dan kemudia bercerita bahwa semenjak perkawinannya hingga sekarang (kurang lebih 6 tahun) dia tidak pernah dapat kepuasan seks dari suaminya. Dia bilang bahwa I orangnya konservatif dan maunya menang sendiri kalau sudah ditempat tidur, sehingga M tidak pernah sekalipun merasakan kepuasan. Aku cukup kaget dengan jawabannya, lalu aku bertanya “sejak kapan kamu selingkuh dan berhubungan dengan pria lain ?”. kemudian M menuturkan bahwa hari ini adalah hari pertama dia mencoba selingkuh itupun karena terus digoda oleh teman pria dia tadi yang ternyata teman/rekan kerjanya di kantor dan akhirnya dia tidak tahan dan mau diajak berselingkuh.

Sejenak kulihat M masih menangis dan berulang dia minta aku berjanji agar tidak membocorkan rahasia ini dengan I suaminya ataupun dengan K kakaknya dan aku mengiyakannya. Aku berusaha menenangkannya dengan memegang salah satu tangannya dan kemudian aku usap kepalanya dengan lembut. Kemudian dia bersandar di dada ku. Tampak dia masih terus menangis terisak, kemudian dia berkata “andai aja I mau mengerti kebutuhannya, tentu nya tidak akan jadi begini bang W” dan kemudian aku menenangkan sambil memegang wajahnya, lalu berkata “sudahlah M, kamu tidak harus begitu untuk menyalurkan kebutuhan mu”. Sejak dia terdiam, kedua wajah kami saling berhadapan dan menatap. Dia menatap ku lama sekali dan kemudian berkata “tapi M tidak bias menahannya lagi bang, M ingin seperti wanita lain yang bisa menikmati kepuasan kala berada di ranjang”.

Kami masih saling berpandangan dan kemudian aku berkata “jadi harusnya bagaimana abang bantu kamu M ?”. tanpa kami sadari bibir kami bergerak maju dan entah siapa yang mulai mendekat duluan kemudian kedua bibir kami bersentuhan. Tanpa dia sadari dia mengecup lembut bibir ku dan tanpa ku sadari pula aku membalasnya. Kemudian dia berkata “bang, bolehkah ini ?”. aku hanya diam dan kemudian dia mengulang mengecup bibirku sambil menutup matanya, sungguh romantis dan dia keliatan cantik sekali saat itu. Sejenak kemudian aku membalas kecupannya, namun tanpa ku sangka dia melumat bibir ku. Kejadian itu berlangsung beberapa saat dan kemudian berhenti. Dia kembali berkata “bang, sebenarnya sejak dahulu M sudah menyukai abang sejak kita pertama kali bertemu.” Aku terkejut dan kemudian tanpa ku sadari tangannya menjangkau tanganku kemudian melingkarkannya di tubuh mungilnya. Dia tetap menatapku dan berkata “bang, tolong puaskan M seperti abang memuaskan K, aku milikmu bang, M sayang abang.” Setelah itu tanpa disadari kedua bibir kami bertemu dan saling berciuman. Dia keliatan sangat bernafsu, sementara akau tidak tahu mesti apa. Memang sudah sejak lama M jadi objek sekssualitasku bahkan tak kala aku bercinta dengan K istri ku wajah M lah yang ada dipikiranku. Apakah aku harus lakukan ini, antara mencoba menolak tetapi aku menikmatinya. Tidak ku percaya, akhirnya M yang selama ini kudambakan sekarang meminta ku setubuhi. Akhirnya aku menyerah dan terus melayani ciumannya.

Tak disadari sudah beberapa menit, kedua bibir kami saling berciuman. Bahkan sesekali kami saling memainkan lidah kami. Aku semakin terbawa nafsu begitu juga M. sambil berciuman, M mengarahkan kedua tanganku yang masih melingkar dipinggangnya kearah pantatnya. Dia mengarahkan tanganku untuk meremas kedua bongkah pantatnya yang menurutku kecil tapi lumayan padat. Kaku terima memainkan bibir dan lidah ku di bibirnya dan sementara tanganku juga terus meremas lembut pantatnya. Terdengar beberapa kali suara lenguhan dari mulutnya, menandakan dia sudah mulai bernafsu.

Tak lama setelah itu, M menghentikan ciumannya. Kemudian dia berdiri dari sofa yang tadi jadi tempat bergumul kami. Dia berdiri persis didepan ku dan kemudian dia membuka kancing blus kerjanya satu persatu hingga akhirnya keliatanlah payudaranya yang masih berbalut bra hitam. Setelah semua kancing baju terbuka, kemudia dia membuka baju dan meletakkannya lantai. Kemudian dia pegang tangan ku dan menarik tanganku ke arah tempat tidur. Setelah sampai ditempat tidur dia duduk sementara itu aku masih berdiri dihadapannya. Dia berinisiatif membuka baju yang ku kenakan dan kemudian setelah terbuka dia melemparkannya kelantai. Setelah itu dia berkata “bang, M milik abang sekarang. M sayang dan cinta abang, perlakukanlah sama M dengan K istri abang. M mau jadi istri abang”. Kemudian M bergerak menuju tengah tempat tidur dan sambil duduk dia menarik ku ke tempat tidur .

Sejenak aku terdiam, namun kemudian nafsu ku bangkit dan kemudian melumat bibirnya. Dia membalas dan kemudian kami saling berciuman. M mengarahkan tanganku ke payudaranya. Sekaranglah saatnya apa yang selama ini ku pendam jadi kenyataan. Aku meremas lembut payudaranya dan sesekali jari ku masuk ke bra nya dan memainkan putingnya. Terasa putingnya menegang menandakan M sudah berada dipuncak nafsunya. Sesekali pula lenguhan keluar dari mulut m yang masih sibuk bergelumul dengan bibir ku. Keudian aku melingkarkan tanganku dipunggungnya untuk membuka kaitan bra nya dan sejanak kemudian talinya pun sudah lepas. Dalam keadaan tetap bergumul, M membantu ku untuk melepaskan bra dari tubuhnya dan akhirnya sekarang aku bias melihat dua gundukan payudara yang tidak terlalu besar ukurannya, tapi aku takjub dengan putingnya yg masih merah menandakan bahwa putingnya jarang diisap oleh I suaminya. Aku juga melihat putingnya yg sudah menengang. Sungguh aku tidak percaya akhirnya aku bias melihat semua ini.

Kemudian ciuman kami terhenti. M meminta ku untuk tiduran dan kemudian dia menghampiri aku, dia mengecup lembut bibirku dan berkata, “bang, M sayang abang. Milikilah M bang, M rela” kemudian kami kembali berdiuman dan bergumul. Tanpa ku sadari ternyata salah satu tangan M sudah mulai mengusap usap penisku dari luar celana yg masih ku kenakan. Saat itu aku mengenakan celana kain, sehingga elusannya cukup terasa dan membuat tegang penis ku. Tek lama ciuman M turun kearah leher ku, kemudian terus ke putting. Dia menjilat dan memainkan putting ku. Aku jadi semakin bernafsu. Kemudian ciumannya turun ke perut ku dan terus kebawah. Pada saat tepat wajahnya ada didepan penis ku dia kemudian memegang penis ku yang sudah mulai menegang, di usapnya berkali kali hingga akau semakin bernafsu. Kemudian dia mencium penisku dari luar celana dan sesekali dia menggigitnya, sugguh sensasi yg belum pernah ku rasakan dengan K istri ku.
Tak lama, M membuka gesper dan kaitan celana ku, kemudian dia membuka celana dan cd sekaligus, sehingga sekarang terpampanglah dihadapannya penis berukuran 18 cm milik ku. Nampak dia terdiam, kemudian dia berkata “bang, besar sekali punya abang, punya I (suaminya) tidak sebesar ini. Pantas K selalu cerita kalau dia puas dengan layanan abang” (rupanya istri ku pernah bercerita tentang hubungan kami diranjang dengan M). M kemudian melengus elus penis ku sambil dia menjilati telur ku, ouughhh nikmati sekali. Tak lama kemudian M menjilat penis ku. Sesekali dia terlihat mengulum penis ku, nambah penis ku begitu penuh dimulutnya yang kecil. Dia terus mencium, menjilat dan mengulum penis ku sambil memejamkan matanya. Penis ku keliatan semakin tegang. M semakin asyik memainkan penis ku. Terlihat dia menjilat kepala penis ku sambil tangannya mengelus telur penis ku, nikmat sekali.

Setelah lama akhirnya dia berhenti, kemdian aku mengambil inisiatif. Ini saatnya aku menunjukkan keahlianku. kami bertukar posisi. Kali ini M tidur dan aku berada diatasnya. Aku melumat bibirnya, kemudian aku meremas payudaranya dan memainkan putingnya. Lenguhan demi lenguhan terdengar dari mulut M. kemudian ciuman aku turun ke lehernya. Aku menciumi leher hingga telinganya. Sesekali aku menjliati daun telinganya dan nampaknya nafsu M semakin menjadi-jadi. Kemudian ciuman aku turun ke payudara nya. Segara bergantian aku mencium, menjilat dan mengulum payudara dan putingnya.”ouuuuggghhhh …. Bang, M sayang abang”, kata-kata itu terdengar dari mulutnya. Setelah bosan bermain dipayudaranya, aku minta dia membuka setelah celana kantornya yang masih dipakai. Aku menyengajakan CD nya tetap terpasang karena aku tidak mau terburu-buru. Akhirnya saat ini M hanya mengenakan CD hitam. Kemudian aku menciumi kedua pahanya secara bergantian sementara itu kedua tangan ku berada dipantatnya dan meremas pantatnya tersebut dengan lembut. Ciuman ku naik ke bawah perutnya. Aku ciumi dari luar CD nya kemudian aku buka belahan kakinya sehingga tepat diwajah ku sekarang sudah ada bongkahan vagina yang masih tertutup CD berwarna hitam. Kemudian aku menciumi memeknya dari luar CD. Nampak CD M sudah agak becek dan mengeluarkan bau khas yang selama ini ku dapati dari CDnya. Aku terus menciumi memeknya dari luar CD dan M sepertinya semakin bernafsu…”oooughhh bang, enak bang”.

Setelah cukup lama aku menjilati v nya dari luar CD, akhirnya aku membuka CD nya tersebut dan M juga membantu untuk membukanya dengan menaikkan paha dan kakinya. Akhirnya saat ini M sudah dalam keadaan bertelanjang bulat dihadapan ku. Sejanak aku nikmati pemandangan ini dan Nampak M merasa malu aku meliatnya dalam keadaan bugil dan sesekali dia mencoba menutupi bagian memeknya dengan telapak tangannya. “napa bang ?” katanya, lalu aku jawab, “cantik …”. Wajah bersemu malu. Setelah puas memandangi, aku hadapkan wajahku ke memeknya, namun kemudian M berkata “abang mau apa ?”. lalu aku berkata “abang mau jilati memek M”. lalu dia berkata lagi “jangan ah bang, jorok, apa abang nga jijik ?”. (ternyata I suami nya M tidak pernah menjilati memeknya M bahkan dilain waktu dia bercerita baru pertama kali dia mengoral penis, yaitu penis ku), lalu aku tersenyum dan kemudian berkata “M, abang juga sayang M sejak lama. Sekarang biarkan abang menyayangi M ya. Abang akan berikan kepuasan yang selam ini tidak pernah M rasakan. M benar sayang abang ?”, kemudian dia mengganguk dan berkata “M sayang bang W, lakukanlah apa yang mau abang lakukan, M rela bang”
Kemudian aku mendekati wajahku ke memeknya M. aku mulai menciumi memeknya dan kemudian aku menjilati memeknya tersebut. “oouuugghhh bang, enak bang” kata-kata itu keluar dari mulut M. aku teruskan menjilati memeknya. Klitorisnya aku hisap sehinggap nampaknya M semakin tidak tahan. Sesekali lidah ku aku masukkan kedalam memeknya dan M melenguh keras “bang, M nga tahan, enak banget bang”. Aku terus saja bermain di memeknya M hingga M sepertinya mengalami orgasme pertamanya, dia melenguh panjang, kedua belah pahanya berusaha dirapatkan mengapit kepala ku “ooouuuuuugggghhh bang, M sayang abang ….”. akhirnya M mendapatkan orgame pertamanya dn mungkin juga itu yg pertama dalam hidupnya.

Setelah itu aku berbaring dan aku minta M diatas ku dengan posisi bertolak belakang (69). Aku minta dia memainkan penis ku, dia menggenggam penis dan berkata “bang, andai aja penis ini milik M”. kemudia kami saling bermain dengan posisi 69. Aku menjilati dan memainkan memeknya dan dia memainkan penis ku. Sesekali aku memasukkan lidah ku kedalam memeknya dan dia melenguh “ouughhh”. Akhirnya M nampaknya mendapatkan orgasme yang kedua, dia menggenggam penis ku dan mulutnya berada dipaha ku sambil mengeluarkan “ooouuughhh bang M keluar lagi, nikmatnya bang.”

Sejenak Nampak M terkulai lemas diatas tubuh ku. Aku masih mengusap usap pahanya dengan sesekai menciuminya. Kemudian M turun dari tubuh ku dan tergeletak diatas tempat tidur. Aku berputar arah dan mendekatinya, saat ini aku tergolek disampingnya. Kemudian aku menciumi pipi M sambil tangan ku meremas lembut payudaranya dan kemudian memainkan putingnya. M tersenyum dan kemudian mengecup bibir ku, dia berkata “bang W, M sayang abang, jadikan M milik abang. M mau ninggalkan I dan jadi milik abang”. Aku tersenyum dan berkata “abang juga sayang M, mulai saat ini abang juga milik M”. “ benar bang ?, lau bagaimana dengan K ?” katanya. Aku tersenyum dan kemudian berkata “untuk sementara jangan sampai dulu orang lain tahu ya”. Dia tersenyum dan kemudian mengecup bibir ku sambil berkata “M terserah abang saja, M sayang abang”.

Tak lama kami kembali berciuman. Kedua bibir kami saling bergumul. Kami juga saling memainkan kedua lidah kami. Nampak M menutup kedua matanya tanda dia menikmati ciuman romantis kami. Tangan ku mengusap paha nya dan kemudian menjalar ke memeknya. Aku elus lembut bibir memeknya. Semeentara itu M juga tidak mau kalah, dia ikut mengelus penis ku yang sudah kembali menegang. Ciuman kami masih terus berlanjut dan kami masih sesekali memainkan lidah kami di mulut masing-masing. Tak lama berselang M menghentikan permainan bibir kami, dia berkata “bang, M ingin ini sambil melihat ke penis ku yang masih ada di genggaman tangannya.” Aku tersenyum dan berkata “ambillah, itu kan milik mu sayang”. Setelah itu kami bangkit, M aku minta menggeserkan tubuhnya keatas dan bersandar di bantal sementara itu aku berada diatasnya. Setelah M berada pada posisinya, aku arahkan penis ku ke memeknya. Sebelum masuk, penis ku aku gesekkan ke bibir memeknya, Nampak M melenguh “ouuughhhh… masukkan sayang, M sudah nga tahan.” Aku tersenym dan perlahan aku menekan penis ku lobang memeknya, namun M tertahan dan sedikit menjerit “oouuuww sakit sayang, punya abang besar, pelan-pelan sayang”. Kemudian secara perlahan aku masukkan penis ku ke lobang memeknya. Awalnya agak susah karena lobang memek nya terasa sempit banget (mungin karena menurut M, penis I suaminya kecil, jadi tidak terbiasa dengan penis yang lebih besar). Setelah beberapa kali berusaha akhirnya penis ku mulai masuk juga, Nampak M meringis menahan sakit, kepalanya mendongak kearah atas dan kedua tangannya menggenggam erat seprai. Aku jadi kasihan, baru setengah penis ku masuk, aku berhenti sejenak. Aku mendekati wajah M, kemudian menciumi bibir nya dan berkata “sakit sayang ?. lalu dia menjawab “nga apa sayang, teruskan, M mau melayani abang, M sayang abang, puaskan M bang”. Setelah mendengar M berkata seperti itu, akhirnya aku kembali bergerak memasukkan penisku lebih dalam dan akhirnya “aaakkggghhhh ….” Nampak M meringis menahan sakit dan akhirnya semua penis ku sudah berada dalam lobang memeknya. Sejenak aku berhenti dan membiarkan penis ku berada didalam lobang memeknya. Luar biasa, lobang memeknya terasa sempir sekali dari penis ku terasa sesak didalam. Penis ku terasa dibalut leh daging lembut didalam memeknya. Aku kembali mendekati wajahnya dan kemudian mengecup lembut bibirnya, namun M menyambut kecupan ku dan akhirnya kami bergumul. Setelah cukup lama, akhirnya M meminta aku memainkan penis ku “ayo pa, puaskan mama? (M mulai memanggilku dengan sebutan papa biar lebih romantis). Aku tersenyum dan mulai menggerakkan penis ku keluar masuk lobang memeknya. “aaauugggrrhhh nikmatnya pa, punya papa besar sekali, nikmati pa. ayo papa, puaskan mama, mama sayang papa” . lalu aku tersenyum dan berkata “memeknya mama enak ma, nikmat, papa juga syang mama”.
Kemudian aku mainkan penis ku didalam memeknya, keluar dan masuk. Terasa gesekan lembut di penis ku. Sambil memainkan penis ku, sesekali aku meremas penisnya dan nampak M melenguh sambil kedua tangannya menggenggam kedua sisi tempat tidur. “ouugghh papa, enak pa, kenapa nga dari dulu pa. terus sayang” M meracau sambil menahan nikmat karena penis ku yang berada di memek nya. Tak lama M meracau lagi “ pa, mama sampai pa, enak pa … ooouuugghhh …” bersamaan dengan itu terasa kedutan di penis ku yang berada di memeknya dan “ooouugghhh … cium M bang ….” M mendapatkan orgasme ketiganya dan kami beerciuman dengan romantisnya.

Setelah M mendapatkan orgasme ketiganya, aku berinisiatif mencabut penis ku dari memeknya dan kemudian berbaring sambil memeluk dia dari belakang. Aku memeluknya dengan erat dari belakang dan kucium bahu nya kemudian aku biilang “abang sayang M dan sudah lama jatuh cinta sama M”. kemudian dia berkata “benar bang ?” lalu ku jawab iya dan kemudian dia berkata “M juga sayang abang” lalu dia berkata “trus gimana dengan kita bang ?”. lalu kujawab “mulai hari ini kita selingkuhan dan kita simpan ini rapat-rapat”. Dan dia berkata “tapi bang, boleh kan M mendapatkan yang seperti ini kapan pun ?” lalu aku jawab “kapan pun sayang, abang siap.” Kemudian dia tersenyum dan mencium bibir ku dengan mesranya. Kedua bibir kami berpagutan lama sekali.

Tak lama ciuman kami semakin panas. Kemudian dia berhenti dan bilang “sekarang giliran M memuaskan abang”. Kemudian dia naik keatas tubuh ku dan mendaratkan memeknya tepat diatas penis ku. Kemudian dia menggenggam penis tersebut dan mengarahkan nya ke vaginanya. Perlahan aku mendorong masuk penis ku kedalam memeknya sehingga .. bless .. semua penis ku sudah berada di dalam memeknya. M melenguh menahan nikmat “oouugghhh …. Nikmatnya sayang. Ayo sayang puaskan diri abang, M siap jadi istri abang”. Dan akhirnya permainan semakin panas. Aku mulai memainkan penis ku didalam memeknya.

Tak terhitung beberapa kali M mendapatkan orgasme dan kami melakukan banyak gaya. tidak terasa sudah setengah jam kami bergumul. namun pada saat berada dalam posisi doggie style, aku merasakan orgasme. Aku kemudian bertanya dengan M, mau keluarin dimana sayang ?” M menjawab, “keluarin didalam aja sayang, basahi memek M bang, M rela punya anak dari kita, buah cinta kita.” Akhirnya permainan ku percepat dan M nampaknya semakin bernafsu. Sepertinya M juga akan mendapatkan orgasmenya yang entah sudah ke beberapa kalinya hari ini dan kahirnya “oooouuughhhh …..” kami melenguh dan sama sama mendapatkan orgasme … crooott …. Crrooooottt…….croooootttt……… aku merasakan begitu banyak sperma ku yang keluar menyiram rahim M tidak seperti biasanya ketika berhubungan dengan K istri ku.

Akhirnya aku terkulai lemas disamping nya. Kami berpelukan dan saling berciuman. Tak lama kami tertidur setelah pergumulan kami yang panjang.

Tidak terasa sudah 1 jam kami tertidur. Kemudian aku bangkit untuk mengambil minum. M terkejut dan juga terbangun. Dia senyum dan kemudian mendekati ku dan memeluk ku dari belakang. Dia berkata “mulai sekarang bang W lah suami M, love u.” “mulai hari ini, kalo kita Cuma berdua, M akan panggil abang SUAMI ya dan abang panggil M ISTRI” aku meniyakan dan kemudian kami berpelukan. Kemudian tidak sadar kami berciuman dan tanpa kami sadari akhirnya nafsu itu bangkit lagi. Akhirnya kami melakukan lagi hubungan badan. Bukan hanya itu, setelah itu kami masih melanjutkan permainan terlarang kami di kamar mandi. Tak terhitung beberapa kali M mendapatkan orgasme. Pokoknya hari ini kami sangat berbahagia walau dihati kami masing-masing ada kecemasan.

Setelah puas bermain akhirnya kami memutuskan untuk pulang. M harus kembali ke kantor dan aku juga harus menemui klien ku. Sebelum berpisah di kamar kami sempat berciuman lama dan M masih menyempatkan beberapa kali mengoral penis ku dan kemudian berkata pada penis ku “sampai jumpa ya, nanti kamu akan masuk lagi ke memek ku”. Aku hanya ketawa geli. Dan kemudian kami keluar kamar dan berpisah.

Sejak saat itu kami rutin berhubungan, dan biasanya kami melakukan di hotel. tetapi tak kala dirumah kami berusaha seperti biasa, walaupun dikala sedang berpapasan dirumah terhadang M ataupun aku sering iseng saling raba dan remas. Bahkan kami pernah ML tak kala istri ku sedang mandi dan kami melakukannya di ruang tamu. 

Cerita seks Terbaru : Pramugari di Kamar Ganti

Aku adalah mahasiswi disebuah universitas swasta di kota “S”, nama initialku Rus, dan aku pernah mengirimkan cerita “Rahasiaku” kepada situs ini. Awal mula aku mengalami Making Love dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual, aku mengalami percintaan sesama jenis ketika usiaku 20 tahun dengan seorang wanita berusia 45 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam “Rahasiaku.”

Wanita itu adalah Ibu Kos-ku, ia bernama Tante Maria, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kos-ku, tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya, walaupun Tante Maria sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju. Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah.
Hingga suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,“Hmm.. ia sudah datang,” gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu.
Lalu pelan pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Maria menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Maria sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu. Ketika Tante Maria menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat. Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Maria, ia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Maria menjilati leher dan turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati tubuhnya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya. Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidiku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua.
Dadaku masih bergemuru. Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka lakukan. Kupegangi liang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang.
Aku mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Maria memperkenalkan pramugari itu kepadaku,“Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu.”Kusorongkan tangan kepadanya untuk berjabat tangan dan ia membalasnya,“Hai, cantik namaku Vera, namamu aku sudah tahu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik.”Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab dengan antusias juga,“Hai, Kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam.”Dan ia mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan Tante Maria kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh Tante Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya.
Tiba-tiba Tante Maria memecahkan kesunyian,“Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, dan bila ada telpon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana.”Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit kemudian Tante Maria pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan pertanyaan kepadanya,“Kak Vera, rupanya sudah kos lama disini.”Dan Vera pun menjawab, “Yah, belum terlalu lama, baru setahun, tapi aku sering bepergian, asalku sendiri dari kota “Y”, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini.”Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 26 tahun. Tiba-tiba ia menanyakan hubunganku dengan Tante Maria. Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Maria sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja, karena Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria sudah merupakan hubungan percintaan.
Aku pura-pura kaget,“Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian,” kataku.Vera menjawab, “Entahlah, aku tak pernah berhasil dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, untung aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan dengan Tante Maria, walaupun Tante Maria bukan yang pertama bagiku, karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.”Kini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya,“Mengapa kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku.”Dan Vera menjawab, “Karena aku mempercayaimu, aku ingin kau lebih dari seorang sahabat.”Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku.
Ia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksabaju kaosku, bahkan ia merobek baju kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya.
Kulihat Bra hitamnya menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku. Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu. Kudengar ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah kudengar. Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Vera di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Maria kepadaku. Entah karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara tubuh Vera menegang dan Vera menjambak rambutku, ia seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya.
Ketika sedang asyik kurasakan tubuh Vera, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Vera yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Vera secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku. Aku tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Vera mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Aku benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Vera kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Maria. Vera menghisap klitorisku, aku tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Maria meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu.
Kini giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Vera masih meng-oral klitorisku, sementara Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Vera menjelejah pahaku dan lidah Tante Maria mulai menjelajah bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sementara Tante Maria mengulangi apa yang telah dilakukan Vera tadi, dan kini Vera berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Maria. Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, dan Vera menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif. Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah. Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku.
Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Vera, dan wajah anggun Tante Maria, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu.
Pagi datang dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Vera dan Tante Maria. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sementara tangan Tante Maria membelai-belai daerah sensitif Vera. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Vera yang memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benar-benar membolos masuk kuliah.
Hari-hari berlalu dan kami bertiga melakukan secara berganti-ganti. Ketika Vera belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Vera, dan ia pun merasa begitu. Malam sebelum Vera bertugas aku dan Vera menyewa kamar hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa nafsu. Aku dan Vera telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam pertama bagiku dan bagi Vera, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok.
Entah mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Vera membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Vera di kos Tante Maria. Walaupun aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Maria, tetapi saat pembayaran kos, Tante Maria tak ingin dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain.

Anak Kampung yang Tangguh


Matahari hari mulai terbenam di ufuk barat ketika Jamaluddin Azis, yang lebih akrab dipanggil Azis, baru saja bangun dari tidurnya. Dengan mata masih mengantuk, Azis berusaha bangun dan mengambil handuk yang kemudian dililitkan dipinggangnya. Kemudian dia berjalan menuju sungai, yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya. Pemuda berusia 16 tahun, berwajah ganteng dan bertubuh atletis ini berjalan melintasi persawahan sambil bernyanyi kecil. Azis adalah figur pemuda kampung yang supel, ramah dan pintar bergaul. Ayahnya Pak Brata adalah seorang petani yang cukup berhasil. Pak Brata memiliki tiga orang istri. 

Azis anak satu-satunya dari isteri ketiga Pak Brata. Ibunya bernama Ani, biasa dipanggil Bu Ani, seorang penjual kue dipasar yang letaknya tidak begitu jauh dari kampungnya. Menurut cerita orang-orang kampung, Azis bukanlah anak kandung Pak Brata. Ibunya sudah hamil tiga bulan ketika dikawin Pak Brata. Ibunya dihamili majikannya sewaktu ibunya masih menjadi TKW di Arab. Makanya, wajah Azis mirip dengan orang Arab. Singkat cerita, Azis sudah hampir sampai disungai. Sore ini, Azis merasakan ada sesuatu yang lain dari biasanya. Dimana sungai tempatnya mandi, biasanya ramai. Tumben hari ini sepi sekali. Oh, mungkin aku bangun kesorean, pikir Azis dalam hati. Sambil melanjutkan langkahnya berjalan. Azis dikejutkan oleh suara seorang perempuan sedang merintih dan mendesah-desah. Suara itu datangnya dari arah sungai. Azis merasa penasaran oleh suara-suara itu. Dia mendekati arah suara itu. Alangkah terkejutnya Azis melihat pemandangan didepannya, yang membuat berdiri terpaku. Pemandangan yang baru pertama kali dilihatnya langsung. 


Dimana, Mbak Siti tetangganya, sedang mandi sambil meraba-raba buah dadanya. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Azis segera mencari tempat yang agak tersembunyi, mengintip Mbak Siti. Mbak Siti yang dalam keadaan telanjang bulat, tidak menyadari kalau didepannya seseorang sedang melihatnya dengan mata melotot dan jakun yang naik turun. Wanita berusia 25 tahun, yang sudah setahun ditinggal suaminya menjadi TKI ini, semakin asyik meremas-remas buah dadanya. "Akh.., ohh.., oohh.., " desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulutnya, membuat Azis semakin terpukau memandangnya. Azis merasakan penisnya menegang dibalik celana dalamnya. Tanpa sadar dia menyusupkan tangan ke balik celana dalamnya. Azis meraba-raba kemaluannya yang makin lama makin mengeras. Azis semakin bernafsu saat Mbak Siti, meraba- raba vaginanya sendiri. Kemudian Mbak Siti memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya. Dicucuk-cucuknya vaginanya sendiri sambil mulutnya mendesah- desah. Membuat Azis semakin tak kuat menahan nafsu birahinya. Azis melepaskan handuk dan celana dalamnya lalu mengeluarkan penisnya yang sudah berdiri tegak. Diraihnya kemaluannya, kemudian dikocok-kocoknya. Saat Azis sedang asik mengocok-ngocok penisnya. Tanpa disadarinya Mbak Siti telah berdiri tanpa busana didepannya. "Kamu lagi ngapaain Zis," tanya Mbak Siti. "Maaf.., Mbak.., maaf," sahut Azis tergagap, tanpa melepaskan pandangan dari tubuh telanjang Mbak Siti. "Kamu lihat ini ya," tanya Mbak Siti sambil menunjuk vaginanya. Azis hanya diam, tak menyahut. Hatinya berdebar-debar melihat tatapan mata Mbak Siti. "Kamu suka Zis," tanya Mbak Siti sambil tersenyum. Tanpa menunggu jawabab Azis, Mbak Siti menggerakkan tangannya meraih penis Azis. "Aow, penismu gede sekali Zis, panjang lagi," jerit Mbak Siti. Mbak Siti mengelus- elus lembut penis Azis dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya meraba-raba buah pelir Azis. Azis merasakan badannya panas dingin. Baru kali ini penisnya dipegang dan dielus-elus seorang wanita. Mbak Siti yang sudah berpengalaman bersetubuh dengan laki-laki, sangat tahu kalau Azis sangat menginginkannya. Tanpa melepaskan kocokkannya pada penis Azis, Mbak Siti mendekatkan mulutnya ke mulut Azis. Perlahan dikecupnya bibir Azis. Mbak Siti membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya mengisi rongga mulut Azis yang mulai terbuka. Azis menyambutnya lumatan Mbak Siti dengan pagutan yang hebat pula. Cukup lama mereka bercumbu. Mbak Siti kemudian melepaskan lumatannya pada mulut Azis. Kemudian dia menjilati leher Azis. Azis mendesah-desah merasakan nikmat. Dengan sedikit membungkukkan badannya, Mbak Siti kemudian menjilati dada Azis lalu turun dan berhenti dibawah pusar Azis. 


Cukup lama Mbak Siti memainkan lidahnya di bawah pusar Azis. Kemudian Mbak Siti berjongkok didepan Azis. Mbak Siti mendekatkan wajahnya keselangkangan azis. Mbak Siti menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati kepala penis Azis. "Oohh.., Mbakk.., akh.., nik.. mat," desah Azis penuh nafsu, ketika lidah Mbak Siti berputar dan menari-nari dikepala penisnya. Mbak Siti semakin bernafsu menjilati penis azis, dari kepala penis sampai kepangkal dijilatinya. Tanpa sejengkalpun terlewatkan. "Oohh.., Mbak.., Mbak.., enak," jerit Azis saat Mbak Siti memasukkan penis Azis ke mulutnya. Kepala Mbak Siti bergerak maju mundur mengulum penis Azis. Penis Azis disedotnya kuat-kuat sampai pipi Mbak Siti kempot. "Akhh.., truss.., Mbakk.., truss," suara Azis seperti mengigau keenakan. Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Siti, menyudahi kulumannya. Kemudian dia membentangkan handuknya diatas rumput. Azis disuruhnya tidur terlentang. Mbak Siti kemudian berjongkok diatas selangkangan Azis. Diraihnya batang penis Azis, dikocok-kocoknya sebentar lalu diarahkan tepat kelubang vaginanya. 


Mbak Siti mulai menurunkan pantatnya. Sedikit demi sedikit penis Azis memasuki lubang vagina Mbak Siti. Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang penisnya amblas kelubang vagina Mbak Siti. Azis merasakan penisnya seperti dipijit-pijit. Baru pertama kali inilah penisnya masuk kelubang vagina wanita. Nikmatnya luar biasa. Apalagi saat Mbak Siti mulai menaik turunkan pantatnya, membuat penis azis keluar masuk dari lubang vaginanya. Kenikmatan yang sama juga dirasakan Mbak Siti. Sudah setahun lebih dia tidak merasakan nikmatnya bersetubuh. Apalagi penis Azis jauh lebih besar dari kepunyaan suaminya. "Ohh.., Ziss.., penismu.., enak banget," desis Mbak Siti. Mbak Siti semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya. Diselingi gerakkan berputar dan bergoyang ke kiri dan ke kanan. Azis tak mau tinggal diam, pantatnya disodok-sodokkan ke atas dan ke bawah seirama gerakkan Mbak Siti. Tangannya meremas-remas pantat Mbak Siti. Sekitar empat puluh menit sudah mereka bersetubuh. Mbak Siti semakin mempercepat gerakan pantatnya, ketika dirasakannya orgasmenya hampir sampai. Demikian juga Azis semakin cepat dia menyodok-nyodokkan pantatnya. "Ohh.., Zis.., akuu.., mauu.., keluarr," jerit Mbak Siti. "Akuu.., juga.., Mbakk," sahut Azis. 


"Keluarin di dalem aja Zis, lebih enak," pinta Mbak Siti. Azis mengaggukkan kepalanya, menyetujui permintaan Mbak Siti. Beberapa detik kemudian tubuh mereka sama-sama mengejang, keringat mereka bercucuran. Dan hampir bersamaan, mereka berteriak lantang ," Aku.., keluarr." Dan tumpahlah sperma Azis yang cukup banyak dilubang vagina Mbak Siti. Mbak Siti kemudian dia turun dari tubuh Azis, dan berjongkok disamping. Diraihnya penis Azis dan dikocok- kocoknya sebentar. Mbak Siti mendekatkan kepalanya keselangkangan Azis. Sambil tersenyum penuh arti, Mbak Siti menjilati penis Azis. Sisa-sisa sperma dipenis Azis dijilatinya sampai bersih. Setelah beristirahat sebentar, Mbak Siti kemudian mengenakan pakaiannya. Membiarkan Azis yang masih terlentang tanpa busana. "Zis, nanti malam ke rumahku ya, akan kulayani kamu sampai pagi," bisik Mbak Siti ditelinga Azis. Azis mengangguk, kemudian bangkit dan mengecup bibir Mbak Siti dengan mesra. "Makasih Mbak, Mbak telah memberiku pelajaran yang luar biasa. Sambil melangkah pergi, Mbak Siti tersenyum bangga, telah berhasil meraih keperjakaan Azis. Azis kemudian turun kesungai untuk membersihkan. 


Dia merasa bangga, karena hari ini dia mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Pengalaman pertama kali menikmati enaknya vagina wanita. Pengalaman yang sudah lama diidam- idamkannya. Malam harinya Azis datang kerumah Mbak Siti, memenuhi undangannya. Azis berdiri didepan pintu rumah, lalu mengetuknya. "Mbak, Mbak Siti," panggil Azis. "Masuk aja Zis, nggak dikunci," sahut Mbak Siti dari dalam. Azis kemudian masuk lalu mengunci pintu dari dalam. Dia melangkahkan kakinya mendekati kamar Mbak Siti. Didalam kamar Mbak Siti telah menunggunya. Saat Azis memasuki kamar Mbak Siti, didapatinya Mbak Siti sedang duduk diatas ranjang tanpa mengenakan selembar benang. Kedua kakinya terbuka lebar-lebar. Mbak Siti menyuruh Azis mendekat dan berjongkok dilantai. "Zis, jilatin vaginaku sayang," pinta Mbak Siti. Azis menuruti permintaan Mbak Siti. Dia lalu berjongkok dilatai. Wajahnya didekatkan keselangkangan Mbak Siti. Lidahnya dijulurkan dan ditempelkan ke bibir vagina Mbak Siti. Dan Azis mulai menggerak-gerakkan lidahnya, menjilati bibir vagina Mbak Siti. "Ohh.., Zis.., enakk.., truss.., truss," desah Mbak Siti keenakkan saat lidah Azis memasuki lubang vaginanya. Lidah Azis menari-nari didalam vagina Mbak Siti. Kelentit Mbak Siti dicucuk-cucuk dan disedot-sedotnya. 


Pantat Mbak Siti terangkat-angkat menerima jilatan Azis. Bibirnya mendesis. Sesekali Azis memindahkan jilatannya kelubang anus Mbak Siti. "Akhh.., akuu.., tak.., tahan.., Zis," desis Mbak Siti sambil meraih kepala Azis dan membenamkannya keselangkangannya. Beberapa menit berlalu, azis menyudahi jilatannya. Kemudian dia berdiri sambil melepaskan seluruh pakaiannya. Setelah semuanya terlepas, Azis meraih penisnya yang sudah setengah tegang. Dikocok-kocoknya penisnya sendiri hingga tegang penuh. Setelah dirasa cukup Azispun menempelkan penisnya kelubang vagina Mbak Siti. Didorongnya tubuh Mbak Siti, hingga terlentang diranjang. Kedua kaki Mbak Siti diangkat tinggi-tinggi, hingga ujung kaki Mbak Siti berada diatas bahunya. Dengan sekali dorongan saja, penis Azis melesat masuk ke lubang vagina Mbak Siti yang telah basah dan memerah. "Aow Zis, pelan-pelan sayang," jerit Mbak Siti. Tanpa menghiraukan jeritan Mbak Siti, Azis memaju mundurkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dilubang vagina Mbak Siti. "Zis.., teruss.., sayang.., sodok teruss," pinta Mbak Siti penuh nafsu. "Mbak.., enak.., banget.., Mbak," sahut Azis. Azis semakin mempercepat sodokkannya ketika dirasakannya vagina Mbak Siti berkedut-kedut, otot-otot vagina Mbak Siti menegang dan menjepit penisnya. "Zis,..akuu.., mauu.., ke., keluarr," teriak Mbak Siti. Beberapa menit kemudian Mbak Siti menjerit sangat keras," Ziss.., akuu.., keluarr,". Tubuh Mbak Siti mengejang. Tangannya mencengkeram sprei dengan keras. Dan Mbak Sitipun meraih orgasmenya. Cairan- cairan hangat merembes dari lubang vaginanya. Membasahi penis azis. "Kamu belum keluar Zis," tanya Mbak Siti beberapa saat setelah berhasil menguasai dirinya. "Mbak akan puaskan kamu Zis," kata Mbak Siti, sambil menarik tubuhnya. 


Mbak Siti kemudian menungging, membelakangi Azis, dengan kaki berpijak dilantai sementara tangannya mencengkeram tepi ranjang. "Zis, masukkin penismu keanusku," perintah Mbak Siti, sambil meraih penis Azis yang ada dibelakang pantatnya. Azis memajukkan pantatnya, hingga penisnya menyentuh lubang anus Mbak Siti. "Dorong Zis, dorong," pinta Mbak Siti tak sabaran. Azis menuruti kemauan Mbak Siti, didorongnya pantatnya lebih maju. Dan sedikit demi sedikit batang penisnya memasuki lubang anus Mbak Siti. Setelah seluruh batang penisnya masuk, Azis mulai memaju mundurkan pantatnya. Sempitnya lubang anus Mbak Siti menjepit penis Azis. Mbak Siti mengimbangi gerakkan Azis dengan menyodok-nyodokkan pantatnya, sambil mencucuk-cucuk vaginanya sendiri. Azis semakin bersemangat mendorong- dorong pantatnya, saat dirasakannya penisnya berkedut-kedut. "Mbakk.., akuu.., mau., keluarr," jerit Azis dengan nafas terengah-engah. "Aku juga Zis, kita keluarin bareng Zis," sahut Mbak Siti. Beberapa menit kemudian Azis merasakan otot-ototnya menegang. Dan crot.. crot.. crot.. Azis menumpahkan spermanya didalam lubang anus Mbak Siti. Malam itu mereka bersetubuh sampai pagi. Sampai badan mereka kelelahan dan tertidur. Sejak saat itu, hampir setiap malam mereka menikmati persetubuhan. Azis ketagihan atas pelayanan yang diberikan Mbak Siti. Begitu juga Mbak Siti sangat puas. Rasa kesepiannya yang telah setahun ditinggal suaminya, kini terobati. Nafsu birahinya yang meledak-ledak kini tersalurkan. Siang hari itu, Azis pulang sekolah lebih awal dari biasanya. Dengan bernyanyi- nyanyi kecil dia melangkah menuju rumahnya. Begitu membuka pintu rumahnya Azis terkejut, pintu rumahnya tidak terkunci. Azis merasakan ada sesuatu yang tidak beres. 


Dengan mengendap- endap Azis masuk kedalam rumahnya. Samar-samar Azis mendengar suara orang mendesah-desah diselingi rintihan- rintihan. Azis penasaran dibuatnya. Azis berusaha mencari sumber suara-suara itu. Ketika dia mendekati kamar ibunya, suara-suara itu, semakin keras terdengar. Azis menghentikan langkahnya didepan kamar ibunya. Suara itu semakin keras terdengar. Ibu lagi ngapain ya, pikirnya. Rasa ingin tahunya semakin kuat, Azispun mengintip dari lubang pintu. Alangkah terkejutnya Azis, melihat pemandangan di dalam kamar ibunya. Didalam kamar, Bu Ani, ibunya sedang berdiri sambil memeluk tubuh Pak Kades. Tangan Bu Ani melingkar dipinggang Pak Kades. Sedangkan tangan Pak Kades sedang meremas-remas pantat Bu Ani, yang padat berisi. Tanpa melepaskan tangannya dari pantat Bu Ani, Pak Kades mencium pipi Bu Ani, kemudian menjulurkan lidahnya mengecup bibir Bu Ani. Bu Ani membuka mulutnya, menyambut kecupan Pak Kades dengan lumatan-lumatan yang tak kalah hebatnya. Saking asiknya mereka bercumbu, tanpa mereka sadari sepasang mata sedang mengintip dengan hati yang panas. Bahkan percumbuan mereka makin panas saja. Beberapa saat berlalu, Pak Kades melepaskan lumatannya pada bibir Bu Ani. Tangannya kemudian bergerak melepaskan seluruh pakaian Bu Ani. Setelah semuanya terlepas, Pak Kades memandangi sebentar tubuh Bu Ani yang telanjang bulat sambil berdecak kagum. "Oh, luar biasa An, tubuhmu masih sexy," puji Pak Kades. Bu Ani tersenyum mendengar pujian Pak Kades, sambil menggerakkan tangannya, melepaskan seluruh pakaian Pak Kades. Kini kedua insan berlainan jenis itu sama- sama telanjang bulat. Tanpa membuang waktu, Pak Kades menyuruh Bu Ani tidur terlentang diatas ranjang. 


Kemudian Pak Kades merangkak diatas tubuh Bu Ani dengan posisi sungsang. Selangkangan Pak Kades berada diatas wajah Bu Ani, begitu juga sebaliknya. Wajah Pak Kades berada diatas selangkangan Bu Ani. Pak Kades membuka paha Bu Ani lebar-lebar, tangannya meraba-raba bibir vagina Bu Ani yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Pak Kades mencucuk-cucuk lubang vagina Bu Ani dengan jari-jarinya. "Ohh.., Mas.., enakk.., truss.., truss," rintih Bu Ani saat Pak Kades mulai menjilati vaginanya. Pak Kades menyedot-nyedot kelentit Bu Ani yang memerah dan basah. Pantat Bu Ani terangkat-angkat menyambut jilatan-jilatan Pak Kades pada lubang vaginanya. "Jilatin punyaku An," pinta Pak Kades. Bu Ani menuruti saja permintan Pak Kades. Tangannya meraih penis Pak Kades, yang sudah setengah tegang. Dikocok-kocoknya sebentar, kemudian diarahkannya kemulutnya. Pak Kades menurunkan pantatnya, hingga penisnya menyentuh mulut Bu Ani. Bu Ani membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Bu Ani mulai menjilati kepala penis Pak Kades. Lidahnya berputar-putar di kepala penis Pak Kades kemudian turun kepangkal. Seluruh Batang penis Pak Kades dijilatinya tanpa sejengkalpun terlewatkan. "Ohh.., An.., nikmatt.., truss.., kulum.., truss," desis Pak kades saat Bu Ani memasukkan penis Pak Kades kemulutnya. Pak Kades menaik turunkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dari mulut Bu Ani. Sesekali Bu Ani menggigit penis Pak Kades. Pak Kades meringis dibuatnya. 


Sekitar dua puluh menit berlalu, Pak Kades merubah posisinya. Kini dia tidur terlentang diatas ranjang. Bu Ani disuruhnya naik keatas tubuhnya. Bu Ani mengikuti saja perintah Pak Kades. Bu Ani berjongkok diatas selangkangan Pak Kades. Diraihnya penis Pak Kades, dituntunnya kelubang vaginanya. Setelah dirasa pas, Bu Ani mulai menurunkan pantatnya. Sedikit demi sedikit penis Pak Kades masuk kelubang vagina Bu Ani. BU Ani terus menurunkan pantatnya sampai seluruh batang penis Pak Kades amblas tertelan lubang vaginanya. Kemudian Bu Ani menggerakkan pantatnya naik turun. dimulai dengan irama pelan, semakin lama semakin cepat. Sesekali Bu Ani memutar-mutar pantatnya. Membuat penis Pak Kades serasa dipelintir. Pak Kades tak mau ketinggalan. Dia menyodok-nyodokkan pantatnya mengimbangi gerakkan pantat Bu Ani. Azis yang dari tadi mengintip ibunya sedang bersetubuh dengan Pak Kades, sedikit kagum melihat goyangan pantat ibunya diatas tubuh Pak Kades. Nafsu birahinya bangkit. Dilepaskannya seluruh pakaian seragam sekolahnya. Setelah telanjang bulat, Azis meraih penisnya. Dikocok-kocoknya penisnya sendiri sambil mengintip. 


Tak terasa sudah tiga puluh menit Bu Ani menggoyang- goyangkan pantatnya. Bu Ani semakin cepat menggenjot tubuh Pak Kades, saat dirasakannya orgasmenya sudah dekat. Demikian juga Pak Kades, sodokkan-sodokkan pantatnya semakin cepat. "Ohh.., Mas.., akuu.., mauu.., keluarr," jerit Bu Ani. "Akuu.., jugaa.., An.., " sahut Pak Kades. Beberapa saat kemudian kedua insan yang sedang bersetubuh itu, merasakan otot-ototnya menegang. Diiringi teriakkan yang hampir bersamaan, tubuh mereka menggelepar. Pak Kades menyemprotkan spermanya didalam lubang vagina Bu Ani. Setelah menuntaskan birahinya, Bu Ani turun dari atas tubuh Pak kades, kemudian merebahkan tubuh dan tertidur disamping Pak Kades. Pak Kades kemudian bangkit dan mengenakan pakaian. Dipandanginya tubuh Bu Ani yang sedang tertidur pulas. Dengan melompati jendela kamar, Pak Kades keluar dari kamar Bu Ani. Begitu Pak Kades keluar dari kamar ibunya, Azis yang sudah dirasuki nafsu birahi, segera membuka kamar ibunya. Sambil mengocok-ngocok penisnya yang sudah tegang, Azis memandangi wajah ibunya yang sedang tertidur pulas. Nafsu setan sudah merasuki diri Azis. Tanpa berpikir panjang Azis segera menindih tubuh ibunya. Kedua kaki ibunya, dibukanya lebar-lebar.


 Kemudian Azis menggenggam penisnya dan diarahkan kelubang vagina ibunya. Dan Azis mulai menurunkan pantatnya, sedikit demi sedikit, sampai seluruh penisnya amblas tertelan lubang vagina ibunya. Saat Azis mulai menggerakkan pantatnya naik turun, Bu Ani terbangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya dia, saat tahu Azis, anak kandungnya sedang menyetubuhinya. "Zis, jangan Zis, aku ibumu," teriaknya berusaha berontak. Tapi sia-sia. Azis terlalu kuat baginya. Dengan mudah azis meringkus ibunya. Azis memegang erat- erat kedua tangan ibunya dan menyumpal mulut ibunya dengan mulutnya. Dengan buasnya Azis melumat mulut ibunya. Bu Ani yang sudah kehabisan separuh tenaganya, sehabis bersetubuh dengan Pak Kades tadi tak kuasa melawan keberingasan anaknya. Perlawanannya mulai melemah. Sodokan-sodokan penis Azis pada lubang vaginanya, pelan-pelan membangkitkan nafsu birahinya. Tanpa sadar Bu Ani mengimbangi gerakan pantat Azis, dengan menyodok-nyodokkan pantatnya. Sambil meracau dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang sangat jorok, yang seharusnya tidak keluar dari mulut seorang ibu. Azis semakin bersemangat menggopyang-goyangkan pantatnya. "Ohh, Zis truss Zis, entot ibu Zis," rintih Bu Ani merasakan nikmat. Azis semakin cepat memompa vagina ibunya, ketika dirasakannya vagina ibunya berkedut- kedut. Otot-otot vagina ibunya menegang. Bu Ani mencakar-cakar punggung Azis disertai teriakkan panjang. "Zis.., ibu.., keluarr," jeritnya. Vaginanya menjepit penis Azis dan tangannya menarik pantat Azis, membuat penis Azis semakin terbenam di lubang vaginanya. Dan akhirnya Bu Ani mencapai orgasmenya. Cairan hangat membasahi dinding vaginanya. Azis yang belum mencapai orgasmenya, membalikkan tubuh ibunya lalu menarik kaki ibunya hingga menjuntai ke lantai. Kemudian dia mendekatkan wajahnya kelubang anus ibunya. Azis menjulurkan lidahnya menjilati lubang anus ibunya. Jilatan-jilatan azis membangkitkan lagi nafsu birahi ibunya. Bu Ani pasrah saja atas perlakuan anaknya. Bu Ani menggelinjang, saat Azis mencucuk- cucuk lubang anusnya. Tangannya bergerak kebelakang meraih kepala Azis, membenamkannya dipantatnya. Puas menjilati anus ibunya, azis meraih penisnya. Dituntunnya kelubang anus ibunya. BU Ani berteriak kesakitan, saat Azis memaksakan penisnya menembus lubang anusnya. 


Rasa panas dan perih pada dinding dan bibir anusnya tak tertahankan lagi. Bu Ani berusaha berontak menghindar, tetapi tangan Azis yang menekan punggungnya, membuatnya tak berdaya. Azis mulai mendorong dan menarik pantatnya memompa lubang anus ibunya. Tubuh Bu Ani terguncang- guncang oleh sodokkan-sodokkan anaknya. Dia melolong menahan rasa sakit yang luar biasa. Dengan terus menyodomi ibunya, Azis memeluk tubuh ibunya dari belakang dan meremas-remas buah dada ibunya. Nafasnya terengah-engah. Nafsu birahinya benar-benar tak terkendali.Saat mendekati puncak birahinya, Azis mempercepat pompaanya. Diiringi lolongan panjang, Azis menyemprotkan spermanya dilubang anus ibunya. Membasahi bibir dan dinding anus ibunya. Sesaat kemudian Azis bangkit dan menyuruh ibunya duduk ditepi ranjang. Azis menyodorkan penisnya kemulut ibunya. Meminta ibunya menjilati sisa-sisa spermanya. Bu Ani menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan, menolak permintaan anaknya. Tapi Azis tak kehabisan akal. Ditariknya kepala ibunya dan dibenamkan keselangkangannya lalu dipencetnya hidung ibunya. Membuat ibunya kesulitan bernafas dan terpaksa membuka mulutnya. Saat itulah Azis langsung menyodokkan penisnya dan menjejalkan kemulut ibunya. "Ayo Bu, isep sampai bersih," pinta Azis. Dengan sangat terpaksa, dan menahan rasa jijik, Bu Ani mengulum penis anaknya dan menjilati sisa-sisa sperma anaknya. Malam itu, azis memaksa ibunya melayani nafsu birahinya sampai pagi. Sampai dia benar-benar puas. Bu Ani tak kuasa menolak keinginan anaknya.Hari- hari berikutnya, Bu Ani menjadi budak nafsu anaknya. Dia harus selalu siap melayani nafsu birahi anaknya. Mula- mula Bu Ani melakukannya dengan terpaksa, tetapi lama-lama dia ketagihan juga disetubuhi anaknya. 


Untuk menyambut datangnya Tahun Baru, dikampung Azis diadakan bermacam-macam hiburan. Mulai dari wayang kulit sampai dangdut. Hiburan yang paling disenangi Azis adalah dangdut, terutama goyangan erotis penyanyi wanitanya yang membangkitkan nafsu birahi. Saat malam Tahun baru tiba, sekitar jam 20.00 WIB, Azis bergegas berangkat kelapangan bola menonton dangdut bersama teman akrabnya Joni. Jaraknya sekitar dua kilo dari tempat tinggal Azis. Acara baru saja mulai ketika Azis tiba disana. Namanya juga acara gratis, penontonnya banyak sekali. Saking asiknya menikmati pertunjukkan, Azis tak sadar kalau temannya Joni tak ada lagi disampingnya. Azispun celingukan mencari Joni. Saat mencari Joni, Azis bertemu dengan Titi, anak Pak Kades. "Ti, ada lihat Joni nggak?," tanya Azis. "Nggak tuh, aku juga lagi cari Mbak Yuli, kamu ada lihat nggak?," Titi balik bertanya. "Ngga ada," sahut Azis pendek. "Zis, tolong anterin aku pulang ya!," pinta Titi. "Ntar deh, acaranya lagi bagus nih," sahut Azis. "Tolong dong Zis, aku takut pulang nih," rengek Titi. Lama-lama Azis kasihan juga sama Titi. Dengan setengah hati Azis mengantar Titi pulang. Untuk menuju rumah Titi yang berdekatan dengan rumah Azis, mereka harus melewati sawah dan kebun yang cukup gelap. Saat melewati perkebunan, tiba-tiba pohon berderak keras, mengejutkan mereka. Tanpa sadar Titi memeluk tubuh Azis. Azis tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan. Dibalasnya pelukan Titi dengan dekapan yang erat. Azis mendekatkan bibirnya kebibir Titi. Dikecupnya bibir gadis itu. Tanpa diduga Titi membalas kecupan Azis. Mulutnya terbuka menyambut lidah Azis yang terjulur dan memasukkan kemulutnya. Merasa mendapat angin segar, Azis menggerakkan tangan kirinya mengelus- elus punggung Titi, kemudian Azis menyusupkan tangan kirinya kebalik kaos ketat Titi. Semakin lama semakin panas mereka bercumbu. Sesaat kemudian, Azis menyudahi cumbuannya. 


Dibopongnya tubuh Titi yang sexy, ke sebuah rumah kosong tak jauh dari situ. Ketika sampai di rumah itu, dengan posisi berdiri sejajar, mereka bercumbu lagi, bahkan lebih panas lagi. Setelah berhasil melepaskan kaos dan BH Titi, Azis meremas-remas pantat Titi yang montok. Membuat Titi menggerinjal- gerinjal merasakan nikmat. Titi memainkan tangannya kearah penis Azis yang sudah setengah tegang. Dan penis Azis semakin tegang saja, saat Titi menyusupkan tangan kebalik celana dalam Azis. Dan mengocok-ngocok penis Azis. Luar biasa nikmat yang dirasakan Azis, dia sama sekali tidak menyangka. Titi yang masih belia, dan baru berumur 15 tahun, sangat lihai memainkan penisnya. Beberapa saat kemudian Azis menghentikan cumbuannya. Kemudian dia berjongkok di depan Titi. Azis menyibak rok mini yang dikenakan Titi dan merenggangkan kedua kaki gadis itu. Sesaat Azis terpana memandang paha Titi yang putih mulus. Pangkalnya menggunduk dibungkus celana dalam transparan, sehingga samar-samar Azis dapat melihat bentuk vagina Titi yang dihiasi bulu tipis kemerahan. Sambil menciumi dan menjilati pangkal paha Titi, Azis menyusupkan tangannya ke balik celana dalam Titi. Meremas-remas vagina Titi. Titi mendesah-desah merasakan nikmat. "Ohh.., Mas.., enakk.., truss," desah Titi saat Azis menjilati vagina dari balik celana dalam. Membuat Azis semakin bersemangat menjilati vagina gadis itu. Sesaat kemudian Azis melepaskan rok dan celana dalam Titi. Kini vagina Titi yang dihiasi bulu-bulu tipis terpampang di depan mata Azis. Mata Azis terbelalak melihat pemandangan di depannya yang begitu indah. Azis menjulurkan lidahnya dan memainkannya dibibir vagina Titi. 

Sedikit demi sedikit mulai masuk kelubang vagina Titi. Azis mencucuk-cucuk vagina Titi sambil meremas-remas pantat gadis belia itu. Saking nikmatnya, Titi mendorong maju pantatnya dan membenamkan kepala Azis di selangkangannya. Beberapa saat kemudian Titi merasakan otot-otot vaginanya menegang. "Mas.., akuu.., tak tahan," jerit Titi dibarengi dengan keluarnya cairan hangat yang merembes didinding vaginanya. Titi telah mencapai orgasmenya. Setelah diam beberapa saat, Azis kemudian berdiri. Sambil melepaskan seluruh pakaiannya, Azis menyuruh Titi tidur terlentang dilantai beralaskan celana dan kaosnya. Titi menuruti saja perintah Azis. Kemudian Azis mengangkangi wajah Titi. penisnya yang sudah tegang penuh, disodorkan kemulut Titi. Titi membuka mulut dan menjulurkan lidahnya. Dia mulai menjilati penis Azis, dari kepala turun kepangkal. Buah pelir Azis tak luput dari jilatannya. "Oohh.., Tii.., enak.., banget," desis azis menahan nikmat, saat Titi memasukkan penis Azis kemulutnya. Azis memaju mundurkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dari mulut Titi. Sekitar dua puluh menit Titi mengulum penis Azis yang besar dan panjang. azis kemudian mencabut penisnya dari mulut Titi. Kemudian Azis berjongkok diselangkangan Titi. penisnya diarahkan tepat kelubang vagina Titi. "Aow.., sakit.., Mas.., jangan," pekik Titi saat penis Azis yang keras dan kaku mulai menembus lubang vaginanya yang masih perawan. "Tahan Ti, lama-lama pasti enak," sahut Azis sambil terus mendorong maju pantatnya. Baru setengah batang penisnya masuk, Azis menarik lagi kemudian mendorongnya lagi. "Aow.., Mas.., ampun," pekik Titi lebih keras, saat seluruh batang penis Azis masuk kelubang vaginanya dan merobek selaput daranya. Darah segar mengalir dari lubang vagina Titi, merembes kesela- sela pahanya. 


Azis tak menghiraukan jeritan Titi. Dengan sangat bernafsu Azis menaik turunkan pantatnya. Setelah sepuluh menit Azis menggoyang-goyangkan pantatnya, jeritan-jeritan Titi mulai melemah kemudian menghilang, berganti dengan desahan-desahan nikmat. Desahan-desahan dan jeritan- jeritan kecil yang keluar dari mulut Titi membuat Azis semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya. Tiga puluh menit berlalu, Titi menjepitkan kedua kakinya kepinggang Azis. Pantatnya terangkat. Tampak Titi akan orgasme. Azis juga merasakan hal yang sama, penisnya berkedut-kedut. Azis mempercepat gerakkan pantatnya. "Oohh.., sshh.., oohh," pekik mereka hampir bersamaan. Tubuh keduanya menggelinjang hebat saat mencapai puncak kenikmatan. Azis membiarkan penisnya terbenam beberapa saat dilubang vagina Titi, kemudian dia merebahkan tubuhnya disamping gadis itu. Sesaat kemudian mereka tertidur pulas. Sekitar satu jam tertidur, Azis terbangun karena merasakan ada sesuatu yang bergerak-gerak di selangkangannya. Azis tersenyum ketika melihat Titi sedang mengocok batang penisnya. Pelan-pelan batang penis Azis mulai menegang. Ketika sudah tegang penuh, Titi menjilati, kemudian mengulum penis Azis. "Truss.., Ti.., enakk.., nik.. matt," desis Azis tertahan, merasakan nikmatnya kuluman Titi pada batang penisnya. Selang beberapa menit, Titi menyudahi kulumannya. 


Kemudian Titi berjongkok diatas selangkangan Azis. Tangan Titi meraih penis Azis dan mengarahkannya kelubang vaginanya. Pelan-pelan Titi mulai menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit batang penis Azis masuk kelubang vaginanya. Azis merasakan batang penisnya seperti dijepit dan dipijit- pijit oleh sempitnya lubang vagina Titi. Setelah seluruh batang penis Azis masuk kelubang vaginanya, Titi segera menaik turunkan pantatnya. Mula-mula dengan irama pelan, semakin lama semakin cepat. Azis mengimbangi gerakan pantat Titi dengan menyodok-nyodokkan pantatnya keatas. Seirama gerakkan pantat Titi. Beberapa saat berlalu, mereka berganti posisi. Azis menyuruh Titi menungging, dengan tangan dan lutut bertumpu dilantai. Kemudian azis berlutut dibelakang pantat Titi. Azis menggenggam penisnya lalu membimbingnya kelubang vagina Titi. Kedua tangan Azis memegang pinggang Titi. "Aow.., enakk.., nikmat," desah Titi, saat Azis mulai mendorong pantatnya dan mendorongnya dari belakang. Kedua buah dada Titi bergoyang-goyang seirama dorongan pantat Azis.Desahan dan jeritan Titi semakin keras ketika Azis semakin cepat memaju mundurkan pantatnya. "Oohh.., Mas.., aku.., nggak kuat.., aku.., mau," pekik Titi terputus-putus. Beberapa saat kemudian tubuh Titi terhentak-hentak hebat dan mengejang mencapai klimaks. Setelah Titi mencapai orgasmenya, Azis mencabut batang penisnya dari lubang vagina Titi. Kemudian dia berlutut dibelakang Titi, lalu dia mendekatkan wajahnya kepantat Titi. Azis menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati lubang anus Titi. Titi hanya diam menunggu dan tak mengerti apa yang akan dilakukan Azis. Dia membiarkan saja ketika lidah Azis mencucuk-cucuk lubang anusnya. Sekitar lima belas menit berlalu, Azis menyudahi jilatannya pada lubang anus Titi. Kini dia berdiri dibelakang Titi dan mengusap- usapkan kepala penisnya kelubang anus Titi. Titi menjerit keras menahan sakit saat Azis mulai mendorong pantatnya dan batang penisnya memaksa masuk menembusi lubang anus Titi. 


Tanpa memperdulikan jeritan Titi Azis terus mendorong pantatnya hingga seluruh batang penisnya amblas tertelan lubang anus Titi. Tanpa membuang waktu lagi Azis langsung menggerakkan pantatnya maju mundur. Jeritan-jeritan Titi membuat Azis semakin bernafsu dan semakin bersemangat menggerakkan pantatnya dengan irama yang semakin lama semakin cepat. Sekitar tiga puluh menit berlalu, Azis merasakan orgasmenya sudah diambang pintu. Dia menggerakkan pantatnya semakin cepat dan liar. Diiringi jeritan yang sangat panjang, Azis mencapai orgasmenya. Dia menekankan pantatnya kuat-kuat dan mencengkeram erat pinggang Titi. Dia menyemburkan sperma yang cukup banyak di lubang anus Titi. Setelah menuntaskan orgasmenya, Azis mencabut batang penisnya dan mendekatkannya ke wajah Titi. Sambil tersenyum Titi membuka mulutnya dan menjilati sisa-sisa sperma yang blepotan di penis Azis. Setelah beristirahat beberapa menit, mereka mengenakan pakaian masing- masing. Sekitar jam 24.00 WIb, Azis mengantar Titi kerumahnya. Dalam perjalanan pulang, sambil memeluk erat pinggang Titi, Azis tak henti-hentinya tersenyum. Senyum penuh kemenangan karena berhasil membobol perawan anak Pak Kades, orang terhormat dikampungnya, yang selama ini berselingkuh dengan ibunya.

Popular Posts